Penerapan Permainan Ular Tangga
sebagai Media Pembelajaran Keterampilan Berbicara dalam Pementasan Drama di SMP
Oleh: Isnaini Hidayati
1420301155
PENDAHULUAN
Tujuan
pengajaran bahasa Indonesia secara umum bagi siswa adalah untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa indonesia sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya.
Kemampuan siswa dalam berbahasa sangat penting karena dengan pengajaran bahasa
Indonesia di sekolah membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya
orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan serta siswa dapat berpartisipasi
dengan orang lain. Hal ini, siswa mudah berkomunikasi dengan temannya yang
berbeda budaya. Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa pada siswa.
Ketentuan
umum undang-undang system pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 diperoleh
penjelasan bahwa pendidikan adalah usaha danterencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian
diri, keprubadian, kecerdasan, akhlak yang mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara (Depdiknas, 2004:1). Siswa SMP
dengan pembelajaran bahasa Indonesia memungkinkan siswa untuk saling
berkomunikasi dengan siswa lainnya, saling berbagi pengalaman, saling belajar
untuk meningkatkan kemampuan intelektual.
Keterampilan
berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: (1) keterampilan menyimak; (2)
keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; (4) keterampilan menulis
(Nida 1957:19, Haris 1977, Tarigan 1981). Setiap keterampilan bahasa mempunyai hubungan dari ke empat keterampilan
tersebut. Keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu hubungan urutan yang
teratur, dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan hanya
diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih
keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berfikir. (Tarigan,
1980:1 1981:2, Dawson (et al), 1963:27).Kemampuan
berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan,
perasaan kepada pendengar. Siswa SMP saat ini masih kurang dalam berbicara
khususnya mata pelajaran drama. Hal tersebut karena terjadi kesalahan saat
menyampaikan materi kepada siswa sehingga siswa kurang tertarik dengan mata
pelajaran bahasa Indonesia materi drama, mereka menganggap materi tersebut
susah untuk dipelajari. Siswa juga merasa sulit jika anaknya kurang percaya
diri dan tidak suka berakting padahal mata materi drama sangat penting
dipelajari. Kenyataan yang terjadi pada siswa SMP kurang tertarik penggunakan
media yang kurang biasa seperti bermain peran (Role Play. Hal ini dikarenakan
guru sering mengguanakan media yang membosankan sehingga siswa kurang tertarik
dengan mata pelajaran bahasa Indonesia pada materi drama.
Berdasarkan
permaslahan tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan mengganti media
pembelajaran dengan media yang menarik minat siswa pada materi drama. Medianya
pembelajaran mengguanakan permainan ular tangga menjadi solusi agar siswa
tertarik dengan pembelajaran, karena siswa SMP masih senang dengan bermain.
Media ular tangga menjadi salah satu cara yang menarik karena ular tangga
merupakan permainan anak-anak dan banyak dimainkan oleh siswa jika berada di
rumah. Permainana ular tangga tersebut dijadikan media pembelajaran maka siswa
akan tertarik dengan pembelajaran drama.
Pembelajaran
dengan media ular tangga pada materi drama diharapkan mampu menarik minat
belajar siswa. Dengan media ular tangga
mampu mencapai tujuan pembelajaran di sekolah. Bermain dengan belajar merupakan
hal yang harus dilakukan karena mempunyai manfaat banyak khususnya pembelajaran
tidak terjadi suasana yang menegangkan yang akan membuat siswa susah berpikir.
LANDASAN
TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
· Pengertian berbicara menurut Arsjad dan
Mukti U.S (1993:23) kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan
kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan.
· Berbicara Menurut Tarigan (1990:149)
menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui
bahasa lisan.
· Berbicara menurut Tarigan (1993:15)
mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasam dan perasaan.
· Berbicara menurut Tarigan (2008:3)
mengatakan bahwa berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang
pada kehidupan anak yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada
masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari..
· Tujuan utama berbicara Tarigan (2008:16)
adalah berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka
seharusnya sang pembicara memahami makna segala segala sesuatu yang ingin
dikomunikasikan.
· Fungsi berbicara menurut Haryadi (1994)
ada beberapa fungsi berbicara. Berbicara dalam kehidupan dapat berfungsi
sebagai :
Pemenuhan hajat manusia
sebagai makhluk sosial,
Ø Alat
komunikasi untuk berbagai urusan atau keperluan,
Ø Ekspresi
sikap dan nilai demokrasi,
Ø Alat
pengembangan dan penyebarluasan ide/pengetahuan,
Ø Peredam
ketegangan, kecemasan dan kesedihan.
· Pengertian drama menurut Budianta dkk
(2002:95) drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya
memperlihatkan secara verbal adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh
yang ada.
· Pengertian media menurut Degeng
(1989:142) menyatakan bahwa media adalah komponen strategi penyamaian yang
dapat dimuat pesan yang akan disamaikan kepada pembelajaran bisa berupa alat,
bahan, dan orang.
· Pengertian media pembelajaran menurut
Sukiman (2012: 28) menyatakan media pembelajaran adalah media yang memungkinkan
terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran
dengan para siswa.
· Pengertian permainan ular tangga menurut
Sadiman dkk. (2008:75) menyatakan bahwa permainan (games) adalah setiap konteks
antara para pemain yang berinteraksi atau sama lain dengan mengikuti
aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu
Tinjauan Pustaka
Nirwana Yenny Dwi Jayanti (2012)
melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kemampuan Berbicara Melalui Bermain
Drama dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Lemujut Kecamatan
Krembug Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini menghasilkan bahwa Kemampuan berbicara merupakan
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Berbicara tidak hanya mengenai mengungkapkan saja namun juga bagaimana
mengungkapkan hal ini sesuai dengan bahasa dan pengucapan bunyi-bunyi
bahasa tersebut. Kemampuan berbicara meliputi berbagai macam materi salah
satunya yaitu bermain drama. Bermain drama merupakan suatu bentuk kemampuan
berbicara yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Drama
berhubungan dengan bermain peran. Bermain peran hampir sama dengan percakapan.
Hanya saja, dalam percakapan seseorang memerankan diri sendiri masing-masing,
sedangkan dalam bermain peran seseorang memerankan orang lain Penelitian ini
dilaksanakan sesuai rumusan masalah yang ada yaitu untuk mendeskripsikan
kemampuan berbicara dan kemampuan memerankan drama siswa.
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data
penelitian berupa hasil penilain berbicara siswa kelas V SDN Lemujut Kecamatan
Krembung Kabupaten Sidoarjo. Sumber datanya adalah video kegiatan bermain drama
yang kemudian dinilai dengan tabel kemampuan berbicara siswa. Adapun jumlah
siswa adalah 27 anak. Data dikumpulkan peneliti sebagai instrumen kunci dibantu
guru kelas dengan cara memberikan tugas membuat naskah drama dan siswa
memerankan drama pendek yang dibuat secara kelompok.
Hasil
penelitian dapat dipaparkan sebagai berikut . Untuk pelafalan 96 rata-rata
siswa kelas V SDN Lemujut artinya dianggap sudah mampu melafalkan dengan baik
dan benar. Untuk nada/ irama rata-rata siswa kelas V SDN Lemujut mendapatkan
nilai 61 yang artinya termasuk dalam cukup mampu berbicara Bahasa Indonesia
dengan nada/irama yang benar. Nilai rata-rata yang di dapat siswa Kelas V SDN
Lemujut untuk pilihan kata yaitu 70, artinya termasuk mampu berbicara Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar dengan pilihan kata yang benar. Tekanan
mendapatkan nilai 71 dianggap cukup sesuai dan durasi mendapatkan nilai 94 yang
dianggap sudah sesuai. Untuk intonasi saat berbicara untuk siswa kelas V SDN
Lemujut masih banyak yang kurang sesuai intonasi saat berbicara. nialai
rata-rata yang didapat yaitu 67 untuk siswa kelas V SDN Lemujut, yang artinya
termasuk cukup mampu berbicara Bahasa Indonesia dengan intonasi yang benar.
Ketepatan sasaran juga sudah efektif penggunaan kalimatnya dengan nilai
rata-rata 85. Segi kelancaran rata-rata yang didapat untuk siswa Kelas V ini
yaitu 81 dan sikap mendapatkan 78. Keterbukaan mendapatkan nilai 94, penalaran
75, penguasaan topik 74, dan Sedangkan untuk kenyaringan suara semua
siswa sudah nyaring dan terdengar dengan baik dengan mendapatkan nilai
rata-rata 100. Untuk pandangan mata siswa kelas V mendapatkan rata-rata 67 yang
artinya cukup sesuai pandangan mata yang ditujukan kepada lawan bicara. Nilai
rata-rata yang didapat siswa untuk mimik/ ekpresi yaitu 61 yang artinya cukup
mampu berekspresi yang benar walaupun masih terdapat kekurangan dari beberapa
siswa.
Berdasarkan
penelitian ini, peneliti mengajukan saran untuk guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
Sekolah Dasar, peneliti selanjutnya, dan pengembang kurikulum. Kepada guru mata
pelajaran disarankan untuk lebih banyak memberikan latihan berbicara bagi siswa
agar mereka dapat mengembangkan kemampuan berbahasanya. Bagi peneliti
selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian yang serupa sebagai bahan
perbandingan.
·
Sirat, Muhammad (2017) dalam
penelitiannya dengan judul Pengembangan Media Permainan Ular Tangga Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Mendiskripsikan Tumbuhan atau Binatang
Sekitar secara Sederhana Berdasarkan Ciri-Cirinya pada Kelas II SD Prajjan
Camplong Madura. Penelitian ini
bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa media pembelajaran yang layak
dan efektif untuk digunakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi mendeskripsikan
ciri-ciri hewan atau tumbuhan yang diterapkan di kelas II SDN Prajjan Camplong
Sampang Madura. Media permainan ular tangga merupakan media yang dipilih untuk
dikembangkan sebagai media pembelajaran karena jika hanya dengan menggunakan
buku paket maka pembelajaran dirasakan kurang bervariasi dan kurang inovatif
sehingga materi yang disampaikan kurang bisa diterima oleh siswa. Pengembangan
media ular tangga dilakukan dengan menggunakan model pengembangan R&D Borg
and Gall dalam Sugiyono (2010:409). Instrumen pengumpulan data menggunakan
angket, wawancara, observasi dan tes. Hasil validasi yang diperoleh dari ahli
materi I mendapatkan persentase nilai rata-rata sebesar 97,5%, ahli materi II
sebesar 80%, ahli media I sebesar 90% dan ahli media II sebesar 75%. Sedangkan
uji coba perseorangan pada siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 92,97% dan
uji coba kelompok kecil sebesar 88,39%. Pada analisis hasil tes, pre-test
mendapatkan nilai rata-rata 61,93% dan post-test mendapatkan nilai rata-rata
91,82%, dan dengan menggunakan perhitungan uji-t didapatkan thitung
sebesar 4,87, jika dibandingkan dengan ttabel yang didapatkan dari
db=28-1=27 dengan taraf signifikansi 5% akan didapatkan ttabel
sebesar 2,045, maka thitung lebih besar dari pada ttabel,
yakni 4,87 > 2,045. Berdasarkan hasil analisis data validasi dan tes, maka
dapat disimpulkan bahwa media permainan ular tangga mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi mendeskripsikan tumbuhan atau binatang secara sederhana, layak
dan efektif bagi siswa kelas II SDN Prajjan Camplong Madura.
1. PEMBAHASAN
Pembahasan
pada penelitian ini menghasilkan langkah-langkah pembelajaran keterampilan
berbicara pada pementasan drama menggunakan permainan ular tangga. Menciptakan
pembelajaran yang menarik dan tidak monoton bagi siswa tidak mudah, karena
harus menggunakan media yang menarik minat siswa. Materi berbicara pada
keterampilan berbicara terdapat pada silabus KTSP jenjang SMP, dengan SK 6 “Mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan bermain peran”
dan KD 6.1 Bermain peran sesuai dengan naskah yang ditulis siswa.
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan pikiran, gagasan, dan persaan kepada lawan bicara. Siswa ternyata
banyak yang kesulitan untuk berbicara di depan karena kurang percaya diri pada
siswa. Selain itu, siswa tidak percaya diri ketika harus berbicara di depan
bermain peran pada materi drama. Hal itu, membuat siswa mata pelajaran tentang
drama merupakan materi yang menakutkan karena harus bisa bermain peran tokoh
karena siswa dituntut untuk bermain peran dalam drama jika ingin mendaptkan
nilai. Guru pada materi drama tersebut hanya menggunakan metode pembelajaran role play yang dinilai siswa membosankan
bahkan tidak menarik karena siswa ditutut harus bisa bermain peran dengan
benar. Adanya permasalahan tersebut, maka perlu solusi untuk memecahkan masalah
tersebut agar tujuan dari pembelajaran bisa tercapai dengan mengguanakan media
yang menarik siswa.
Dalam permainan ular tangga, terdapat satu buah
kertas yang didalamnya terdapat beberapa tangga dan ular sebagai syarat
bermainnya. Selain itu juga ada sebuah dadu yang dimainkan dengan cara dilempar
untuk menentukan berapa langkah pemain harus melangkah. Permainan ini bisa
digunakan sebagai media pembelajaran berbagai bidang ilmu. Salah satunya yaitu
untuk media pembelajaran bahasa Indonesia. Media ini sangat membantu dalam
proses pembelajaran karena media ini dapat mengulang dan mengingat kembali
pelajaran yang telah disampaikan guru sebelumnya, sehingga dapat meningkatkan
daya ingat siswa terhadap materi pelajaran. media permainan ular tangga dapat
diberikan dalam rangka menstimulasi berbagai bidang pengembangan seperti
kognitif, bahasa dan sosial. Keterampilan bahasa yang dapat distimulasi melalui
permainan ini misalnya kosakata naik turun, ke atas dan ke bawah. Maka tidak
salah jika seorang guru menggunakan permainan ini sebagai media pembelajaran.
Langkah
pertama untuk penerapan media ular tangga dalam pembelajaran keterampilan
berbicara pada bermain peran pada pementasan drama yaitu:
1. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan yaitu dengan permainan ular tangga dengan menghubungkannya ke
dalam SK 6 Mengungkapkan pikiran dan perasaan
dengan bermain peran, KD 6.1 Bermain peran sesuai dengan naskah yang ditulis siswa.
2. Guru
membagi siswa dalam beberapa kelompok dan menjelaskan aturan mainnya. Semua
siswa mendapat giliran untuk bermain ular tangga. Terdapat 1 buah dadu dan
beberapa bidak dan semua pemain memulai dari nomor 1.
3. Pada
saat gilirannya, siswa melempar dadu dan dapat memajukan bidaknya sesuai dengan
hasil lemparan dadu.
4. Bila
siswa mendapat angka 6 dari pelemparan dadu, maka dapat melepar dadu sekali
lagi.
5. Dalam
setiap angka terdapat soal yang berisi siswa memerankan tokoh yang harus
perankan oleh siswa tergantung berhentinya bidak. Soal diambil dari amplop yang
sudah ada, pertanyaan berdasarkan KD 6.1 Bermain
peran sesuai dengan naskah yang ditulis siswa.
6. Jika
jawaban tidak sesui atau tidak bisa menjawab siswa diberi hukuman diminta untuk
memerankan satu karakter tokoh yang ditentukan oleh lawan.
7. Jika
bidak berakhir pada tangga, maka bidak naik dan siswa terbebas dari pertanyaan.
8. Jika
bidak berakhir pada ular, maka bidak turun dan siswa mendapat pertanyaan
tambahan dari lawan.
9. Jika
ada tanda bintang, siswa boleh melihat catatan untuk menjawab pertanyaan. Jika
ada tanda love, siswa boleh memilih pertanyaan dari nomor mana saja, dan jika
ada tanda smile, maka siswa terbebas dari pertanyaan.
10. Bagi
siswa yang terlebih dahulu menang atau sampai pada bidak terakhir, akan
mendapat penghargaan dari guru, dan team yang kalah akan mendapatkan hukuman
dari lawan, baik bernyanyi, berjoged, ataupun lainnya.
Kelebihan
media ular tangga dalam pembelajaran keterampilan berbicara bermain peran dalam
drama:
1) Media
ini sangat efektif untuk belajar bermain peran.
2) Dapat
menarik minat belajar siswa karena bewarna warni dan terdapat gambar.
3) Melatih
kerjasama dalam kelompok.
4) Media
ini praktis, ekonomis, dan mudah dimainkan.
5) Melatih
kognitif siswa saat menjumlahkan dadu.
6) Melatih
psikomotorik saat bermain peran.
Kelemahan
media ular tangga dalam pembelajaran keterampilan berbicara bermain peran dalam
drama:
1) Tanpa
adanya pengawasan dari guru, siswa bisa asik sendiri memainkan permainan ini
tanpa memperhatikan materi pelajaran dan tidak dapat menyerap materi pelajaran.
2) Tidak
cocok digunakan untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
3) Keadaan
kelas akan menjadi rebut dan kurang terkontrol karena kurangnya pengawasan dari
guru.
4. PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan
makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat penting
untuk membangun minat siswa untuk belajar. Media yang digunakan harus menarik,
efektif dan efesien. Hal tersebut, dilakukan karena untuk membangun kembali
minat belajar siswa. Permainan ular tangga merupakan salah satu permainan
tradisional namun sangat mendunia. Media pembelajaran dengan permainan ular
tangga dapat menarik minat belajar siswa terutama pada mata pelajaran bahasa
Indonesia materi drama dengan bermain peran berdasarkan permainan ular tangga.
Siswa SMP masih suka bermain, dengan media permainan ular tangga dapat
memberikan dalam rangka menstimulasi berbagai bidang pengembangan seperti
kognitif, bahasa, dan sosial. Media dengan permainan ular tangga perlu
dilakukan untuk membuat siswa tertarik lagi dengan materi tentang drama drama
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Saran
Guru
sebagai seorang yang berhak mengelola pembelajaran sebaiknya menggunakan media
yang tidak monoton dan jangan menggunakan media yang membuat siswa merasa takut
dengan mata pelajaran. Guru menggunakan media yang menarik, efektif, dan
efisien. Media yang digunakan terdapat permainan tetapi tujuan pembelajaran
masih bisa dilaksanakan tanpa membuat siswa tegang dan takut dengan
pembelajaran tersebut.
Daftar
Pustaka
Arsjad, Maider G. dan Mukti, U.S. 1993. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Budianta,
Melainie, dkk. 2002. Membaca sastra.
Magelang: Indonesiatera..
Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Depdikbud,Dikti, P2LPTK.
Jakarta.
Haryadi,
1994. Pengantar Berbicara.Yogyakarta:
IKIP Yogyakarta.
Nirwana, Yeni Dwi Jayanti. 2012. Analisis Kemampuan
Berbicara Melalui Bermain Drama dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas
V SDN Lemujut Kecamatan Krembug Kabupaten Sidoarjo. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sadiman, Arief S. Rahardjo, R. dkk. 2008. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatanya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sirat, Muhammad (2017). Pengembangan Media Permainan
Ular Tangga Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Mendiskripsikan Tumbuhan
atau Binatang Sekitar secara Sederhana Berdasarkan Ciri-Cirinya pada Kelas II
SD Prajjan Camplong Madura. Jurnal.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Sukiman.
2012. Pengembngan Media Pembelajaran.
Yogyakarta: Pedagogia.
Tarigan, Djogo, dan Henry Guntur Tariga. 1990. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan,
Henry Guntur. 2008. Berbicara.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai sesuatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkas.