Selasa, 31 Oktober 2017

Bermain dan Belajar

Penerapan Permainan Ular Tangga sebagai Media Pembelajaran Keterampilan Berbicara dalam Pementasan Drama di SMP
Oleh: Isnaini Hidayati
1420301155 
PENDAHULUAN
Tujuan pengajaran bahasa Indonesia secara umum bagi siswa adalah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa indonesia sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya. Kemampuan siswa dalam berbahasa sangat penting karena dengan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan serta siswa dapat berpartisipasi dengan orang lain. Hal ini, siswa mudah berkomunikasi dengan temannya yang berbeda budaya. Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada siswa.

Ketentuan umum undang-undang system pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 diperoleh penjelasan bahwa pendidikan adalah usaha danterencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, keprubadian, kecerdasan, akhlak yang mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara (Depdiknas, 2004:1). Siswa SMP dengan pembelajaran bahasa Indonesia memungkinkan siswa untuk saling berkomunikasi dengan siswa lainnya, saling berbagi pengalaman, saling belajar untuk meningkatkan kemampuan intelektual. 
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: (1) keterampilan menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; (4) keterampilan menulis (Nida 1957:19, Haris 1977, Tarigan 1981). Setiap keterampilan bahasa  mempunyai hubungan dari ke empat keterampilan tersebut. Keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur, dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan hanya diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berfikir. (Tarigan, 1980:1 1981:2, Dawson (et al), 1963:27).Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan kepada pendengar. Siswa SMP saat ini masih kurang dalam berbicara khususnya mata pelajaran drama. Hal tersebut karena terjadi kesalahan saat menyampaikan materi kepada siswa sehingga siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran bahasa Indonesia materi drama, mereka menganggap materi tersebut susah untuk dipelajari. Siswa juga merasa sulit jika anaknya kurang percaya diri dan tidak suka berakting padahal mata materi drama sangat penting dipelajari. Kenyataan yang terjadi pada siswa SMP kurang tertarik penggunakan media yang kurang biasa seperti bermain peran (Role Play. Hal ini dikarenakan guru sering mengguanakan media yang membosankan sehingga siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran bahasa Indonesia pada materi drama.
Berdasarkan permaslahan tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan mengganti media pembelajaran dengan media yang menarik minat siswa pada materi drama. Medianya pembelajaran mengguanakan permainan ular tangga menjadi solusi agar siswa tertarik dengan pembelajaran, karena siswa SMP masih senang dengan bermain. Media ular tangga menjadi salah satu cara yang menarik karena ular tangga merupakan permainan anak-anak dan banyak dimainkan oleh siswa jika berada di rumah. Permainana ular tangga tersebut dijadikan media pembelajaran maka siswa akan tertarik dengan pembelajaran drama. 
Pembelajaran dengan media ular tangga pada materi drama diharapkan mampu menarik minat belajar siswa.  Dengan media ular tangga mampu mencapai tujuan pembelajaran di sekolah. Bermain dengan belajar merupakan hal yang harus dilakukan karena mempunyai manfaat banyak khususnya pembelajaran tidak terjadi suasana yang menegangkan yang akan membuat siswa susah berpikir. 
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA



Landasan Teori
·       Pengertian berbicara menurut Arsjad dan Mukti U.S (1993:23) kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
·    Berbicara Menurut Tarigan (1990:149) menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.
·   Berbicara menurut Tarigan (1993:15) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasam dan perasaan.
·      Berbicara menurut Tarigan (2008:3) mengatakan bahwa berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari..
·      Tujuan utama berbicara Tarigan (2008:16) adalah berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seharusnya sang pembicara memahami makna segala segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan.
·      Fungsi berbicara menurut Haryadi (1994) ada beberapa fungsi berbicara. Berbicara dalam kehidupan dapat berfungsi sebagai :
Pemenuhan hajat manusia sebagai makhluk sosial,
Ø  Alat komunikasi untuk berbagai urusan atau keperluan,
Ø  Ekspresi sikap dan nilai demokrasi,
Ø  Alat pengembangan dan penyebarluasan ide/pengetahuan,
Ø  Peredam ketegangan, kecemasan dan kesedihan.
·      Pengertian drama menurut Budianta dkk (2002:95) drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yang ada.
·      Pengertian media menurut Degeng (1989:142) menyatakan bahwa media adalah komponen strategi penyamaian yang dapat dimuat pesan yang akan disamaikan kepada pembelajaran bisa berupa alat, bahan, dan orang.
·        Pengertian media pembelajaran menurut Sukiman (2012: 28) menyatakan media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa.
·      Pengertian permainan ular tangga menurut Sadiman dkk. (2008:75) menyatakan bahwa permainan (games) adalah setiap konteks antara para pemain yang berinteraksi atau sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu
Tinjauan Pustaka
     Nirwana Yenny Dwi Jayanti (2012) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kemampuan Berbicara Melalui Bermain Drama dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Lemujut Kecamatan Krembug Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini menghasilkan bahwa Kemampuan berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara tidak hanya mengenai mengungkapkan saja namun juga bagaimana mengungkapkan  hal ini sesuai dengan bahasa dan pengucapan bunyi-bunyi bahasa tersebut. Kemampuan berbicara meliputi berbagai macam materi salah satunya yaitu bermain drama. Bermain drama merupakan suatu bentuk kemampuan berbicara yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Drama berhubungan dengan bermain peran. Bermain peran hampir sama dengan percakapan. Hanya saja, dalam percakapan seseorang memerankan diri sendiri masing-masing, sedangkan dalam bermain peran seseorang memerankan orang lain Penelitian ini dilaksanakan sesuai rumusan masalah yang ada yaitu untuk mendeskripsikan kemampuan berbicara dan kemampuan memerankan drama siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa hasil penilain berbicara siswa kelas V SDN Lemujut Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Sumber datanya adalah video kegiatan bermain drama yang kemudian dinilai dengan tabel kemampuan berbicara siswa. Adapun jumlah siswa adalah 27 anak. Data dikumpulkan peneliti sebagai instrumen kunci dibantu guru kelas dengan cara memberikan tugas membuat naskah drama dan siswa memerankan drama pendek yang dibuat secara kelompok.
Hasil penelitian dapat dipaparkan sebagai berikut . Untuk pelafalan 96 rata-rata siswa kelas V SDN Lemujut artinya dianggap sudah mampu melafalkan dengan baik dan benar. Untuk nada/ irama rata-rata siswa kelas V SDN Lemujut mendapatkan nilai 61 yang artinya termasuk dalam cukup mampu berbicara Bahasa Indonesia dengan nada/irama yang benar. Nilai rata-rata yang di dapat siswa Kelas V SDN Lemujut untuk pilihan kata yaitu 70, artinya termasuk mampu berbicara Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dengan pilihan kata yang benar. Tekanan mendapatkan nilai 71 dianggap cukup sesuai dan durasi mendapatkan nilai 94 yang dianggap sudah sesuai. Untuk intonasi saat berbicara untuk siswa kelas V SDN Lemujut masih banyak yang kurang sesuai intonasi saat berbicara. nialai rata-rata yang didapat yaitu 67 untuk siswa kelas V SDN Lemujut, yang artinya termasuk cukup mampu berbicara Bahasa Indonesia dengan intonasi yang benar. Ketepatan sasaran juga sudah efektif penggunaan kalimatnya dengan nilai rata-rata 85. Segi kelancaran rata-rata yang didapat untuk siswa Kelas V ini yaitu 81 dan sikap mendapatkan 78. Keterbukaan mendapatkan nilai 94, penalaran 75, penguasaan topik 74, dan  Sedangkan untuk kenyaringan suara semua siswa sudah nyaring dan terdengar dengan baik dengan mendapatkan nilai rata-rata 100. Untuk pandangan mata siswa kelas V mendapatkan rata-rata 67 yang artinya cukup sesuai pandangan mata yang ditujukan kepada lawan bicara. Nilai rata-rata yang didapat siswa untuk mimik/ ekpresi yaitu 61 yang artinya cukup mampu berekspresi yang benar walaupun masih terdapat kekurangan dari beberapa siswa.
Berdasarkan penelitian ini, peneliti mengajukan saran untuk guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar, peneliti selanjutnya, dan pengembang kurikulum. Kepada guru mata pelajaran disarankan untuk lebih banyak memberikan latihan berbicara bagi siswa agar mereka dapat mengembangkan kemampuan berbahasanya. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian yang serupa sebagai bahan perbandingan.
·         Sirat, Muhammad (2017) dalam penelitiannya dengan judul Pengembangan Media Permainan Ular Tangga Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Mendiskripsikan Tumbuhan atau Binatang Sekitar secara Sederhana Berdasarkan Ciri-Cirinya pada Kelas II SD Prajjan Camplong Madura. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa media pembelajaran yang layak dan efektif untuk digunakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi mendeskripsikan ciri-ciri hewan atau tumbuhan yang diterapkan di kelas II SDN Prajjan Camplong Sampang Madura. Media permainan ular tangga merupakan media yang dipilih untuk dikembangkan sebagai media pembelajaran karena jika hanya dengan menggunakan buku paket maka pembelajaran dirasakan kurang bervariasi dan kurang inovatif sehingga materi yang disampaikan kurang bisa diterima oleh siswa. Pengembangan media ular tangga dilakukan dengan menggunakan model pengembangan R&D Borg and Gall dalam Sugiyono (2010:409). Instrumen pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, observasi dan tes. Hasil validasi yang diperoleh dari ahli materi I mendapatkan persentase nilai rata-rata sebesar 97,5%, ahli materi II sebesar 80%, ahli media I sebesar 90% dan ahli media II sebesar 75%. Sedangkan uji coba perseorangan pada siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 92,97% dan uji coba kelompok kecil sebesar 88,39%. Pada analisis hasil tes, pre-test mendapatkan nilai rata-rata 61,93% dan post-test mendapatkan nilai rata-rata 91,82%, dan dengan menggunakan perhitungan uji-t didapatkan thitung sebesar 4,87, jika dibandingkan dengan ttabel yang didapatkan dari db=28-1=27 dengan taraf signifikansi 5% akan didapatkan ttabel sebesar 2,045, maka thitung lebih besar dari pada ttabel, yakni 4,87 > 2,045. Berdasarkan hasil analisis data validasi dan tes, maka dapat disimpulkan bahwa media permainan ular tangga mata pelajaran Bahasa Indonesia materi mendeskripsikan tumbuhan atau binatang secara sederhana, layak dan efektif bagi siswa kelas II SDN Prajjan Camplong Madura.
1.      PEMBAHASAN
Pembahasan pada penelitian ini menghasilkan langkah-langkah pembelajaran keterampilan berbicara pada pementasan drama menggunakan permainan ular tangga. Menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak monoton bagi siswa tidak mudah, karena harus menggunakan media yang menarik minat siswa. Materi berbicara pada keterampilan berbicara terdapat pada silabus KTSP jenjang SMP, dengan SK 6 “Mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan bermain peran” dan KD 6.1  Bermain peran sesuai dengan naskah yang ditulis siswa.
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan persaan kepada lawan bicara. Siswa ternyata banyak yang kesulitan untuk berbicara di depan karena kurang percaya diri pada siswa. Selain itu, siswa tidak percaya diri ketika harus berbicara di depan bermain peran pada materi drama. Hal itu, membuat siswa mata pelajaran tentang drama merupakan materi yang menakutkan karena harus bisa bermain peran tokoh karena siswa dituntut untuk bermain peran dalam drama jika ingin mendaptkan nilai. Guru pada materi drama tersebut hanya menggunakan metode pembelajaran role play yang dinilai siswa membosankan bahkan tidak menarik karena siswa ditutut harus bisa bermain peran dengan benar. Adanya permasalahan tersebut, maka perlu solusi untuk memecahkan masalah tersebut agar tujuan dari pembelajaran bisa tercapai dengan mengguanakan media yang menarik siswa. 
Dalam permainan ular tangga, terdapat satu buah kertas yang didalamnya terdapat beberapa tangga dan ular sebagai syarat bermainnya. Selain itu juga ada sebuah dadu yang dimainkan dengan cara dilempar untuk menentukan berapa langkah pemain harus melangkah. Permainan ini bisa digunakan sebagai media pembelajaran berbagai bidang ilmu. Salah satunya yaitu untuk media pembelajaran bahasa Indonesia. Media ini sangat membantu dalam proses pembelajaran karena media ini dapat mengulang dan mengingat kembali pelajaran yang telah disampaikan guru sebelumnya, sehingga dapat meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi pelajaran. media permainan ular tangga dapat diberikan dalam rangka menstimulasi berbagai bidang pengembangan seperti kognitif, bahasa dan sosial. Keterampilan bahasa yang dapat distimulasi melalui permainan ini misalnya kosakata naik turun, ke atas dan ke bawah. Maka tidak salah jika seorang guru menggunakan permainan ini sebagai media pembelajaran.
Langkah pertama untuk penerapan media ular tangga dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada bermain peran pada pementasan drama yaitu:
1.       Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu dengan permainan ular tangga dengan menghubungkannya ke dalam SK 6 Mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan bermain peran, KD 6.1  Bermain peran sesuai dengan naskah yang ditulis siswa.
2.      Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan menjelaskan aturan mainnya. Semua siswa mendapat giliran untuk bermain ular tangga. Terdapat 1 buah dadu dan beberapa bidak dan semua pemain memulai dari nomor 1.
3.      Pada saat gilirannya, siswa melempar dadu dan dapat memajukan bidaknya sesuai dengan hasil lemparan dadu.
4.      Bila siswa mendapat angka 6 dari pelemparan dadu, maka dapat melepar dadu sekali lagi.
5.      Dalam setiap angka terdapat soal yang berisi siswa memerankan tokoh yang harus perankan oleh siswa tergantung berhentinya bidak. Soal diambil dari amplop yang sudah ada, pertanyaan berdasarkan   KD 6.1 Bermain peran sesuai dengan naskah yang ditulis siswa.
6.      Jika jawaban tidak sesui atau tidak bisa menjawab siswa diberi hukuman diminta untuk memerankan satu karakter tokoh yang ditentukan oleh lawan.
7.      Jika bidak berakhir pada tangga, maka bidak naik dan siswa terbebas dari pertanyaan.
8.      Jika bidak berakhir pada ular, maka bidak turun dan siswa mendapat pertanyaan tambahan dari lawan.
9.      Jika ada tanda bintang, siswa boleh melihat catatan untuk menjawab pertanyaan. Jika ada tanda love, siswa boleh memilih pertanyaan dari nomor mana saja, dan jika ada tanda smile, maka siswa terbebas dari pertanyaan.
10.  Bagi siswa yang terlebih dahulu menang atau sampai pada bidak terakhir, akan mendapat penghargaan dari guru, dan team yang kalah akan mendapatkan hukuman dari lawan, baik bernyanyi, berjoged, ataupun lainnya.
Kelebihan media ular tangga dalam pembelajaran keterampilan berbicara bermain peran dalam drama:
1)      Media ini sangat efektif untuk belajar bermain peran.
2)      Dapat menarik minat belajar siswa karena bewarna warni dan terdapat gambar.
3)      Melatih kerjasama dalam kelompok.
4)      Media ini praktis, ekonomis, dan mudah dimainkan.
5)      Melatih kognitif siswa saat menjumlahkan dadu.
6)      Melatih psikomotorik saat bermain peran.
Kelemahan media ular tangga dalam pembelajaran keterampilan berbicara bermain peran dalam drama:
1)      Tanpa adanya pengawasan dari guru, siswa bisa asik sendiri memainkan permainan ini tanpa memperhatikan materi pelajaran dan tidak dapat menyerap materi pelajaran.
2)      Tidak cocok digunakan untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
3)      Keadaan kelas akan menjadi rebut dan kurang terkontrol karena kurangnya pengawasan dari guru.

4.      PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat penting untuk membangun minat siswa untuk belajar. Media yang digunakan harus menarik, efektif dan efesien. Hal tersebut, dilakukan karena untuk membangun kembali minat belajar siswa. Permainan ular tangga merupakan salah satu permainan tradisional namun sangat mendunia. Media pembelajaran dengan permainan ular tangga dapat menarik minat belajar siswa terutama pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi drama dengan bermain peran berdasarkan permainan ular tangga. Siswa SMP masih suka bermain, dengan media permainan ular tangga dapat memberikan dalam rangka menstimulasi berbagai bidang pengembangan seperti kognitif, bahasa, dan sosial. Media dengan permainan ular tangga perlu dilakukan untuk membuat siswa tertarik lagi dengan materi tentang drama drama sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.   
Saran
Guru sebagai seorang yang berhak mengelola pembelajaran sebaiknya menggunakan media yang tidak monoton dan jangan menggunakan media yang membuat siswa merasa takut dengan mata pelajaran. Guru menggunakan media yang menarik, efektif, dan efisien. Media yang digunakan terdapat permainan tetapi tujuan pembelajaran masih bisa dilaksanakan tanpa membuat siswa tegang dan takut dengan pembelajaran tersebut.

Daftar Pustaka
Arsjad, Maider G. dan Mukti, U.S. 1993. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Budianta, Melainie, dkk. 2002. Membaca sastra. Magelang: Indonesiatera..
Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Depdikbud,Dikti, P2LPTK. Jakarta.
Haryadi, 1994. Pengantar Berbicara.Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Nirwana, Yeni Dwi Jayanti. 2012. Analisis Kemampuan Berbicara Melalui Bermain Drama dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Lemujut Kecamatan Krembug Kabupaten Sidoarjo. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sadiman, Arief S. Rahardjo, R. dkk. 2008. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sirat, Muhammad (2017). Pengembangan Media Permainan Ular Tangga Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Mendiskripsikan Tumbuhan atau Binatang Sekitar secara Sederhana Berdasarkan Ciri-Cirinya pada Kelas II SD Prajjan Camplong Madura. Jurnal. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Sukiman. 2012. Pengembngan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
Tarigan, Djogo, dan Henry Guntur Tariga. 1990. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai sesuatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar